Rabu, 24 Desember 2014

Hubungan Otomotif Dengan Fisika

Kali ini saya akan membahas tentang Hubungan Otomotif  Dengan Fisika.Sorry kalau materinya ada yang saya copy hehehe... Langsung aja...

 1. Gerak Harmonik Sederhana
Gerak Harmonik Sederhana adalah gerak bolak balik secara teratur melalui titik keseimbangannya dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu sama atau konstan.
Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka disebut juga sebagai gerak harmonik. Apabila suatu partikel melakukan gerak periodik pada lintasan yang sama maka geraknya disebut gerak osilasi/getaran. Bentuk yang sederhana dari gerak periodik adalah benda yang berosilasi pada ujung pegas. Karenanya kita menyebutnya gerak harmonis sederhana. 

2. Kaca Plan Paralel
Pembiasan cahaya berarti pembelokan arah rambat cahaya saat melewati bidang batas dua medium bening yang berbeda indeks biasnya. Pada Hukum I Snellius berbunyi, “sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar. Sedangkan Hukum II Snellius berbunyi, “jika sinar datang dari medium renggang ke medium rapat (misalnya dari udara ke air atau dari udara ke kaca), maka sinar dibelokkan mendekati garis normal. Jika sebaliknya, sinar datang dari medium rapat ke medium renggang (misalnya dari air ke udara) maka sinar dibelokkan menjauhi garis normal”.
Kaca plan paralel atau balok kaca adalah keping kaca tiga dimensi yang kedua sisinya dibuat sejajar
Persamaan pergeseran sinar pada balok kaca : Keterangan :


d : tebal balok kaca, (cm)
i : sudut datang, (°)
r : sudut bias, (°)
t : pergeseran cahaya, (cm)


3. Gaya gesek statis
Gaya gesek statis adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak bergerak relatif satu sama lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat mencegah benda meluncur ke bawah pada bidang miring. Koefisien gesek statis umumnya dinotasikan dengan μs, dan pada umumnya lebih besar dari koefisien gesek kinetis.
Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang diaplikasikan tepat sebelum benda tersebut bergerak. Gaya gesekan maksimum antara dua permukaan sebelum gerakan terjadi adalah hasil dari koefisien gesek statis dikalikan dengan gaya normal f = μs Fn. Ketika tidak ada gerakan yang terjadi, gaya gesek dapat memiliki nilai dari nol hingga gaya gesek maksimum. Setiap gaya yang lebih kecil dari gaya gesek maksimum yang berusaha untuk menggerakkan salah satu benda akan dilawan oleh gaya gesekan yang setara dengan besar gaya tersebut namun berlawanan arah. Setiap gaya yang lebih besar dari gaya gesek maksimum akan menyebabkan gerakan terjadi. Setelah gerakan terjadi, gaya gesekan statis tidak lagi dapat digunakan untuk menggambarkan kinetika benda, sehingga digunakan gaya gesek kinetis.

4. Lensa cembung
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang lengkung.Lensa cembung berbentuk tebal dibagian tengahnya dan tipis di bagian tepinya.Lensa cembung disebut juga lensa konvergen atau konveks atau positif.


1. Bentuk- bentuk lensa cembung
1) Bikonveks atau cembung- cembung (cembung rangkap)
2) Plan – konveks atau cembung datar
3) Konkaf – konveks atau cembung cekung
2. Ciri – ciri lensa cembung
a. Mengumpulkan cahaya (konvergen)
b. Fokusnya bernilai positif (+)
3. Melukis bayangan benda pada lensa cembung
a. Benda di ruang III (di belakang titik M )
Sifat bayangannya: nyata,terbalik,diperkecil
b. Benda di ruang II ( antara F – M)
Sifat bayangannya: nyata, terbalik, diperbesar
c. Benda di ruang I
Sifat bayangannya: maya, tegak, diperbesar


5. Alat ukur
Pengukuran yang akurat merupakan bagian yang penting dalam fisika. Pada saat melakukan pengukuran digunakan alat ukur yang sesuai dengan obyek yang akan diukur. Misalnya mengukur panjang, menggunakan mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup. Untuk mengukur massa digunakan neraca Ohause, dan untuk mengukur waktu digunakan stopwatch. Dengan demikian mengukur dapat diartikan membandingkan suatu besaran dengan besaran lain sejenis yang dipakai sebagai satuan[1].
Penggunaan alat ukur pada setiap pengukuran ditentukan oleh kegunaan, batas  ukur dan ketelitian alat ukurnya. Sebagai contoh untuk mengukur massa suatu benda yang diperkirakan sebesar 50 kg, maka alat timbangan yang digunakan  minimal memiliki batas ukur senilai massa benda itu. Timbangan tersebut harus memiliki ketepatan pengukuran yang baik, sehingga hasil pengukuran sesuai dengan keadaan sesungguhnya  dan simbol-simbol yang terdapat dalam alat ukur memiliki arti masing-masing yang menjelaskan penggunaan alat ukur tersebut.

6. Hukum Hooke
Pada tahun 1676, Robert Hooke mengusulkan suatu hukum fisika yang menyangkut pertambahan sebuah benda elastic yang di kenai gaya. Hukum tersebut di beri nama “Hukum Hooke”. Hukum Hooke menyatakan hubungan antara gaya yang meregangkan pegas dan pertambahan panjang (X), didaerah yang ada dalam batas kelentingan pegas. Konstanta (K) adalah suatu tetapan perbandingan yang disebut tetapan pegas yang nilainya berbeda untuk setiap pegas.Tetapan pegas adalah gaya per satuan tambahan panjang. Satuannya dalam SI adalah N/m

Jumat, 24 Oktober 2014

Struktur dan Fungsi Jarimgan Pada Tumbuhan

  1.Jaringan Tumbuhan
Tumbuhan tersusun atas banyak sel. Sel-sel itu pada tempat tertentu membentuk jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama dan terikat oleh bahan antarsel membentuk suatu kesatuan.
Seiring tahap perkembangannya, jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa.
1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional, artinya mampu secara terus-menerus membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. Sel meristem biasanya merupakan sel muda dan belum mengalami diferensiasi dan spesialisasi. Ciri-ciri sel meristem biasanya berdinding tipis, banyak mengandung protoplasma, vakuola kecil, inti besar, dan plastida belum matang. Bentuk sel meristem umumnya sama ke segala arah, misalnya seperti kubus.
Berdasarkan letaknya dalam tumbuhan, ada 3 macam meristem, yaitu meristem apikal, meristem lateral, dan meristem interkalar. Meristem apikal terdapat di ujung batang dan ujung akar.

Jaringan Meristem
Meristem interkalar merupakan bagian dari meristem apikal yang terpisah dari ujung (apeks) selama pertumbuhan. Meristem interkalar (antara) terdapat di antara jaringan dewasa, misalnya di pangkal ruas batang rumput. Meristem lateral terdapat pada kambium pembuluh dan kambium gabus.
Berdasarkan asal terbentuknya, meristem dibedakan menjadi meristem primer dan meristem sekunder.
a. Meristem Primer
Meristem primer adalah meristem yang berkembang dari sel embrional. Meristem primer terdapat misalnya pada kuncup ujung batang dan ujung akar. Meristem primer menyebabkan pertumbuhan primer pada tumbuhan. Pertumbuhan primer memungkinkan akar dan batang bertambah panjang. Dengan demikian, tumbuhan bertambah tinggi.
Meristem primer dapat dibedakan menjadi daerah-daerah dengan tingkat perkembangan sel yang berbeda-beda. Pada ujung batang terdapat meristem apikal. Di dekat meristem apikal ada promeristem dan ujung meristematik lain yang terdiri dari sekelompok sal yang telah mengalami diferensiasi sampai tingkat tertentu.
Daerah meristematik di belakang promeristem mempunyai tiga jaringan meristem, yaitu protoderma, prokambium, dan meristem dasar. Protoderma akan membentuk epidermis, prokambium akan membentuk jaringan ikatan pembuluh (xilem primer dan floem primer) dan kambium. Meristem dasar akan membentuk jaringan dasar tumbuhan yang mengisi empelur dan korteks seperti parenkima, kolenkima, dan sklerenkima. Tumbuhan monokotil hanya memiliki jaringan primer dan tidak memiliki jaringan sekunder. Pada tumbuhan dikotil terdapat jaringan primer dan jaringan sekunder.
b. Meristem Sekunder
Meristem sekunder adalah meristem yang berkembang dari jaringan dewasa yang telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi (sudah terhenti pertumbuhannya) tetapi kembali bersifat embrional. Contoh meristem sekunder adalah kambium gabus yang terdapat pada batang dikotil dan Gymnospermae, yang dapat terbentuk dari sel-sel korteks di bawah epidermis.
Jaringan kambium yang terletak di antara berkas pengangkut (xilem dan floem) pada batang dikotil merupakan meristem sekunder. Sel kambium aktif membelah, ke arah dalam membentuk xilem sekunder dan ke luar membentuk floem sekunder. Akibatnya, batang tumbuhan dikotil bertambah besar. Sebaliknya batang tumbuhan monokotil tidak mempunyai meristem sekunder sehingga tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Itulah mengapa batang monokotil tidak dapat bertambah besar.
2. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa merupakan jaringan yang terbentuk dari diferensiasi dan spesialisasi sel-sel hasil pembelahan jaringan meristem. Diferensiasi adalah perubahan bentuk sel yang disesuaikan dengan fungsinya, sedangkan spesialisasi adalah pengkhususan sel untuk mendukung suatu fungsi tertentu. Jaringan dewasa pada umumnya sudah tidak mengalami pertumbuhan lagi atau sementara berhenti pertumbuhannya. Jaringan dewasa ini ada yang disebut sebagai jaringan permanen. Jaringan permanen adalah jaringan yang telah mengalami diferensiasi yang sifatnya tak dapat balik (irreversibel). Pada jaringan permanen sel-selnya tidak lagi mengalami pembelahan. Jaringan dewasa meliputi jaringan epidermis, gabus parenkima, xilem, dan floem. Selain itu ada bagian tumbuhan tertentu yang memiliki jaringan kolenkima dan sklerenkima.
a. Epidermis
Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer seperti akar, batang daun, bunga, buah, dan biji. Epidermis tersusun atas satu lapisan sel saja. Bentuknya bermacam-macam, misalnya isodiametris yang memanjang, berlekuk-lekuk, atau menampakkan bentuk lain. Epidermis tersusun sangat rapat sehingga tidak terdapat ruangan-ruangan antarsel. Epidermis merupakan sel hidup karena masih mengandung protoplas, walaupun dalam jumlah sedikit. Terdapat vakuola yang besar di tengah dan tidak mengandung plastida.

Jaringan Epidermis
1. Jaringan epidermis daun
Jaringan epidermis daun terdapat pada permukaan atas dan bawah daun. Jaringan tersebut tidak berklorofil kecuali pada sel penjaga (sel penutup) stomata. Pada permukaan atas daun terdapat penebalan dinding luar yang tersusun atas zat kuting (turunan senyawa lemak) yang dikenal sebagai kutikula, misalnya pada daun nangka. Selain itu ada yang membentuk lapisan lilin untuk melindungi daun dari air, misalnya pada daun pisang dan daun keladi. Ada pula yang membentuk bulu-bulu halus di permukaan bawah sebagai alat perlindungan, misalnya pada daun durian. Sekelompok sel epidermis membentuk stomata atau mulut daun. Stomata merupakan suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup atau sel penjaga. Melalui mulut daun ini terjadi pertukaran gas.
2. Jaringan epidermis batang
Seperi halnya jaringan epidermis daun, jaringan epidermis batang ada yang mengalami modifikasi membentuk lapisan tebal yang dikenal sebagai kutikula, membentuk bulu sebagai alat perlindungan.
3. Jaringan epidermis akar
Jaringan epidermis akar berfungsi sebagai pelindung dan tempat terjadinya difusi dan osmosis. Epidermis akar sebagian bermodifikasi membentuk tonjolan yang disebut rambut akar dan berfungsi untuk menyerap air tanah.
Stomata adalah celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan. Pada semua tumbuhan yang berwarna hijau, lapisan epidermis mengandung stomata paling banyak pada daun. Stomata terdiri atas bagian-bagian yaitu sel penutup, bagian celah, sel tetangga, dan ruang udara dalam. Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar celah. Sel penutup dapat terletak sama tinggi dengan permukan epidermis (panerofor) atau lebih rendah dari permukaan epidermis (kriptofor) dan lebih tinggi dari permukaan epidermis (menonjol). Pada tumbuhan dikotil, sel penutup biasanya berbentuk seperti ginjal bila dilihat dari atas. Sedangkan pada tumbuhan rumput-rumputan memiliki struktur khusus dan seragam dengan sel penutup berbentuk seperti halter dan dua sel tetangga terdapat masing-masing di samping sebuah sel penutup.
b. Jaringan Gabus
Jaringan gabus atau periderma adalah jaringan pelindung yang dibentuk untuk menggantikan epidermis batang dan akar yang telah menebal akibat pertumbuhan sekunder. Jaringan gabus tampak jelas pas tetumbuhan dikotil dan Gymnospermae.
Struktur jaringan gabus terdiri atas felogen (kambium gabus) yang akan membentuk felem (gabus) ke arah luar dan feloderma ke arah dalam. Felogen dapat dihasilkan oleh epidermis, parenkima di bawah epidermis, kolenkima, perisikel, atau parenkima floem, tergantung spesies tumbuhannya. Pada penampang memanjang, sel-sel felogen berbentuk segi empat atau segi banyak dan bersifat meristematis. Sel-sel gabus (felem) dewasa berbentuk hampir prisma, mati, dan dinding selnya berlapis suberin, yaitu sejenis selulosa yang berlemak. Sel-sel feloderma menyerupai sel parenkima, berbentuk kotak dan hidup. Jaringan gabus berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari kehilangan air. Pada tumbuhan gabus (Quercus suber), lapisan gabus dapat bernilai ekonomi, misalnya untuk tutup botol.
c. Parenkima
Di sebelah dalam epidermis terdapat jaringan parenkima. Jaringan ini terdapat mulai dari sebelah dalam epidermis hingga ke empulur. Parenkima tersusun atas sel-sel bersegi banyak. Antara sel yang satu dengan sel yang lain terdapat ruang antarsel.

Parenkima disebut juga jaringan dasar karena menjadi tempat bagi jaringan-jaringan yang lain. Parenkima terdapat pada akar, batang, dan daun, mengitari jaringan lainnya. Misalnya pada xilem dan floem.
Selain sebagai jaringan dasar, jaringan parenkima berfungsi sebagai jaringan penghasil dan penyimpan cadangan makanan. Contoh parenkima penghasil makanan adalah parenkima daun yang memiliki kloroplas dan dapat melakukan fotosintesis. Parenkima yang memiliki kloroplas disebut sklerenkima. Hasil-hasil fotosintesis berupa gula diangkut ke parenkima batang atau akar. Di parenkima batang atau akar, hasil-hasil fotosintesis tersebut disusun menjadi bahan organik lain yang lebih kompleks, misalnya tepung, protein, atau lemak. Parenkima batang dan akar pada beberapa tumbuhan berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan, misalnya pada ubi jalar (Ipomoea batatas). Ada pula sel parenkima yang menyimpan cadangan makanan pada katiledon (daun lembaga biji) seperti pada kacang buncis (Phaseolus vulgaris).
d. Jaringan Penguat
untuk memperkokoh tubuhnya, tumbuhan memerlukan jaringan penguat atau penunjang yang disebut juga sebagai jaringan mekanik. Ada dua macam jaringan penguat pegat yang menyusun tubuh tumbuhan, yaitu kolenima dan sklerenkima. Kolenkima mengandung protoplasma dan dindingnya tidak mengalami signifikasi. Sklerenkima berbeda dari kolenkima, karena sklerenkima tidak mempunyai protoplasma dan dindingnya mengalami penebalan dan zat lignin (lignifikasi).
1. Kolenkima
Sel kolenkima merupakan sel hidup dan mempunyai sifat mirip parenkima. Sel-selnya ada Yat mengandung kloroplas. Kolenkima umumnya terletak di dekat perukaan dan di bawah epidermis pada batang, tangkai daun, tangkai bunga, dan ibu tulang daun. Kolenkima jarang terdapat pada akar. Sel kolenkima biasanya memanjang sejajar dengan pusat organ tempat kolenkima itu terdapat.
Dinding sal kolenkima mengandung selulosa, pektin, dan hemiselulosa. Dinding sel kolenkima mengalami penebalan yang tidak merata. Penebalan itu terjadi pada sudut-sudut sel, dan disebut kolenkima sudut.
Fungsi jaringan kolenkima adalah sebagai penyokong pada bagian tumbuhan muda yang sedang tumbuh dan pada tumbuhan herba.
2. Sklerenkima
Jaringan sklerenkima terdiri atas sel-sel mati. Dinding sel sklerenkima sangat kuat, tebal, dan mengandung lignin (komponen utama kayu). Dinding sel mempunyai penebalan primer dan kemudian penebalan sekunder oleh zat lignin. Menurut bentuknya, sklerenkima dibagi menjadi dua, yaitu serabut sklerenkima yang berbentuk seperti benang panjang, dan sklereid (sel batu). Sklereid terdapat pada berkas pengangkut, di antara sel-sel parenkima, korteks batang, tangkai daun, akar, buah, dan biji. Pada biji, sklereid sering kali merupakan suatu lapisan yang turut menyusun kulit biji.
Fungsi sklerenkima adalah menguatkan bagian tumbuhan yang sudah dewasa. Sklerenkima juga melindungi bagian-bagian lunak yang lebih dalam, seperti pada kulit biji jarak, biji kenari dan tempurung kelapa.

e. Jaringan Pengangkut
1. Xilem
Xilem berfungsi untuk menyalurkan air dan mineral dari akar ke daun. Elemen xilem terdiri dari unsur pembuluh, serabut xilem, dan parenkima xilem. Unsur pembuluh ada dua, yaitu pembuluh kayu (trakea) dan trakeid. Trakea dan trakeid merupakan sel mati, tidak memiliki sitoplasma dan hanya tersisa dinding selnya. Sel-sel tersebut bersambungan sehingga membentuk pembuluh kapiler yang berfungsi sebagai pengangkut air dan mineral. Oleh karena pembuluh yang membentuk berkas, maka dikatakan sebagai berkas pembuluh. Diameter xilem bervariasi tergantung pada spesies tumbuhan, tetapi biasanya 20-700 µm. Dinding xilem mengalami penebalan zat lignin.

Xilem
Trakea merupakan bagian yang terpenting pada xilem tumbuhan bunga, trakea terdiri atas sel-sel berbentuk tabung yang berdinding tebal karena adanya lapisan selulosa sekunder dan diperkuat lignin, sebagai bahan pengikat. Diameter trakea biasanya lebih besar daripada diameter trakeid. Ujung selnya yang terbuka disebut perforasi atau lempeng perforasi. Trakea hanya terdapat pada Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) dan tidak terdapat pada Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) kecuali anggota Gnetaceae (golongan melinjo).
Bagian trakeid dapat dibedakan dari trakea karena ukurannya lebih kecil, walaupun dinding selnya juga tebal dan berkayu. Rata-rata diameter trakeid ialah 30 µm dan panjangnya mencapai beberapa milimeter. Trakeid terdapat pada semua tumbuhan Spermatophyta. Pada ujung sel trakeid terdapat lubang seperti saringan.

Trakeid dan Trakea
2. Floem
Floem berfungsi menyalurkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Pada umumnya elemen floem disusun oleh unsur-unsur tapis, sel pengiris, serabut floem, sklereid, dan parenkima floem. Unsur utama adalah pembuluh  tapis dan parenkima floem. Parenkima floem berfungsi menyimpan cadangan makanan. Persebaran serabut floem sering kali sangat luas dan berfungsi untuk memberi sokongan pada tubuh tumbuhan.

Pembuluh tapis terdiri atas sel-sel berbentuk silindris dengan diameter 25 µm dan panjang 100-500 µm. Pembuluh tapis mempunyai sitoplasma tanpa inti. Dinding sel  komponen pembuluh tapis tidak berlignin sehingga lebih tipis daripada trakea. Pembuluh tapis adalah pembuluh angkut utama pada jaringan floem. Pembuluh ini bersambungan dan meluas dari pangkal sampai ke ujung tumbuhan.
Referensi:
www.google.com

Jumat, 03 Oktober 2014

Sifat Bahan dan Pemanfaatannya

A.Bahan Serat

Kali ini Saya akan menjelashan tentang Sifat Bahan dan Pemanfaatannya.Bahan penyusun serat dikelompokkan menjadi :
1.Serat alami
2.Serat sintetis

Serat alami dapat diperoleh dari hewan,tumbuhan dan mineral.Serat tumbuhan diperoleh selulosa tumbuhan misalnya kapas,kapuk dan rami

sekiranya cukup nanti saya akan sambung segera...

Struktur dan Fungsi Akar Pada Tumbuhan

Akar tumbuhan 
Akar merupakan bagian tumbuhan yang tumbuh menghujam ke dalam tanah. Akar berfungsi sebagai tempat masuknya zat-zat hara dan air dari dalam tanah menuju ke seluruh bagian tumbuhan. Selain itu akar juga berfungsi sebagai penompang batang, pernapasan dan juga tempat menyimpan cadangan makanan bagi beberapa jenis tumbuhan. Seperti wortel, kentang, dan umbi-umbian lainnya.

Menurut bentuknya, akar dibedakan menjadi dua yaitu akar tunggang dan akar serabut. 


Akar tunggang memiliki akar pokok yang tumbuh memanjang kedalam tanah dan pada akar pokok terdapat akar lateral (samping) yang tumbuh ke samping. Akar lateral ini berukuran lebih kecil dari akar pokok. Akar lateral merupakan cabang-cabang dari akar pokok. 
Contoh tumbuhan yang mempunyai akar tunggang: jambu, mangga, mawar, jeruk, dan durian.

Akar serabut membentuk kumpulan seperti serabut-serabut tipis. Pada akar serabut tidak terdapat akar pokok yang tumbuh memanjang seperti akar tunggang. Selain itu, akar serabut juga tidak memiliki cabang-cabang akar. Pada akar serabut, tiap- tiap akar memiliki bentuk maupun panjang yang hampir sama. Akar-akar tersebut tumbuh dari pangkal akar. 
Contoh tumbuhan yang mempunyai akar serabut: padi, jagung, dan rumput-rumputan. 

Akar juga bisa dilihat dari batang dan bijinya, seperti tumbuhan monokotil yang tidak berkambium (seperti rumput-rumputan) dan tumbuhan dikotil yang berkambium  (seperti tanaman mangga). 
Akar pohon berbiji monokotil biasanya berakar serabut, sedangkan akar pohon berbiji dikotil biasanya berakar tunggang. 

Akar tersusun atas ujung akar, tudung akar, rambut akar, dan batang akar. 

Ujung akar merupakan titik tumbuh akar , Ujung akar dilindungi oleh tudung akar ( kaliptra ). 
Tudung akar berfungsi untuk melindungi akar terhadap kerusakan mekanis pada waktu menembus tanah. Untuk memudahkan akar menembus tanah, bagian luar tudung akar mengandung lendir. 
Pada akar, terdapat rambut-rambut akar yang merupakan perluasan permukaan dari sel-sel epidermis akar. Adanya rambut-rambut akar akan memperluas daerah penyerapan air dan mineral. Rambut-rambut akar hanya tumbuh dekat ujung akar dan umumnya relatif pendek. Bila akar tumbuh memanjang ke dalam tanah maka pada ujung akar yang lebih muda akan terbentuk rambut-rambut akar yang baru, sedangkan rambut akar yang lebih tua akan hancur dan mati. 






Selain jenis tunggan dan serabut, akar juga masih mempunyai jenis-jenis lainnya. Seperti akar semu dan juga akar modifikasi yang mempunyai fungsi berbeda-beda.
Contoh akar semu adalah:

 1. Akar Tunjang 
Akar tunjang merupakan cabang akar yang tumbuh tegak lurus ke atas dari dalam tanah. Akar ini juga memiliki banyak celah yang digunakan bernapas. Selain itu, akar tunjang berfungsi membantu menopang berat pohon. 
Contoh tumbuhan yang mempunyai akar tunjang: kayu api dan gayam.        

 2. Akar Gantung 
Akar gantung merupakan akar yang tumbuh dari bagian atas batang dan tumbuh ke arah tanah (seperti menggantung). Oleh karena itu akar tersebut terlihat menggantung di udara. Akar gantung ini berfungsi menyerap uap air dan gas dari udara. Namun, bila tela mencapai tanah, akar tersebut masuk ke dalam tanah dan berfungsi menyerap air dan garam-garam mineral. 
Contoh tumbuhan yang memiliki ak gantung: beringin. 

 3. Akar Napas 
Akar napas tumbuh keluar dari batang bagian bawah. Akar tersebut sebagian muncul di permukaan tanah dan sebagian lagi berada di dalam tanah (seperti pohon bakau). Akar ini terlihat seperti menopang tegaknya batang. Akar napas mempunyai banyak celah tempat masuknya udara (seperti akar tunjang). Yap!!, sesuai dengan namanya, akar napas berfungsi untuk bernapas. 
Contoh tumbuhan yang mempunyai akar napas: bakau dan pandan. 

 4. Akar Pelekat 
Akar pelekat merupakan yang tumbuh di sepanjang batang . Akar pelekat terdapat pada tumbuhan yang tumbuh memanjat. Akar ini berfungsi untuk melekatkan batang pada tembok maupun tumbuhan lain. 
Contoh tumbuhan yang mempunyai akar pelekat: sirih dan beberapa jenis anggrek.

Selain jenis akar yang diatas masih terdapat pula jenis akar yang lain. Yaitu akar modifikasi. Akar modifikasiberguna bagi tumbuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan bertahan hidup.
Contoh jenis akar modifikasi:

 1. Akar napas
Akar napas adalah akar yang naik ke atas tanah. Khususnya ke atas air seperti pada genera Mangrove ( Avicennia dan Soneratia).

 2. Akar gantung 
Akar gantung adalah akar yang sepenuhnya berada di atas tanah (berbeda dengan pohon beringin, akar jenis ini tidak akan mencapai tanah karena letaknya yang tinggi). 
Contoh akar gantung terdapat pada tumbuhan epifit Anggrek.

 3. Akar banir 
Contoh akar banir banyak terdapat pada tumbuhan jenis tropik.

 4. Akar penghisap
Akar penghisap  adalah akar yang berfungsi untuk menyerap makanan dari tumbuhan lain. 
Contoh akar penghisap terdapat pada tumbuhan jenis parasit seperti benalu.

Sekian dari saya mudah-mudahan bermanfaat...

Sabtu, 20 September 2014

Macam-Macam Sendi pada Manusia


Selamat Datang kali ini saya akan menjelaskan tentang persendian.Persendian atau yang disebut dengan Artikulasi adalah hubungan antar tulang yang satu dengan tulang yang lain. Nah persendian itu ada 3 jenis yakni sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis.

      1)     SINARTROSIS
Sinartrois adalah hubungan antara kedua ujung tulang yang direkatkan oleh suatu jaringan ikat yang kemudian mengalami penulangan sehingga tidak bisa digerakkan.
Sinartrosis ada tiga jenis yaitu :

-          Sinkindrosis  : Dihubungkan oleh kartilago hialin
           Sinfibrosis     : Dihubungkan jaringan ikat fibrosa
           Sutura             : Dihubungkan oleh jaringan ikat serabut padat

       2)     AMFIARTROSIS
Amfiartrosis adalah hubungan antara kedua ujung tulang yang direkatkan oleh jaringan kartilago (tulang rawan) dan mengalami sedikit gerakan.
Amfiartrosis ada dua jenis yaitu :

-          Sindesmosis             : Dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligament
-          Simfisis                       : Dihubungkan oleh kartilago serabut pipih

       3)     DIARTROSIS
Diartrosis adalah hubungan antar tulang yang tidak dihubungkan oleh jaringan sehingga dapat bergerak bebas.

-          Sendi Peluru            : Dapat digerakkan ke segala arah.
Contoh                        : Tulang gelang bahu dengan tulang lengan atas
-          Sendi Engsel           : Dapat digerakkan satu arah.
Contoh                        : Persendian pada siku dan lutut
-          Sendi Pelana           : Dapat digerakkan dua arah
Contoh                        : Pergelangan tangan dengan ibu jari
-          Sendi Putar              : Dapat digerakkan berputar
Contoh                        : Tulang atlas dengan tulang aksis/pemutar
-          Sendi Luncur          : Gerak rotasi pada satu bidang datar
Contoh                        : Tulang-tulang pada pergelangan tangan dan kaki
-          Sendi Gulung          : Hanya terjadi sedikit gerakan dan dapat mengitari poros
Contoh                        : Tulang pengumpul dengan hasta
-          Sendi Kondiloid      : Digerakkan ke samping dan maju-mundur namun tidak mengitari poros
Contoh                        : Pada telapak tangan